Dalam menjalani Bulan Ramadhan ini kita oleh Allah Swt di minta untuk dapat merasakan kesusahan hidup, untuk merasakan apa itu penderitaan. Saat roda hidup berhenti sejenak, sebuah rasa bernama gundah terkadang melingkupi banyak pemikiran. Berada dalam situasi tidak menentu, membuat semua rasa menjadi tak menentu. Saat inilah sebuah fase ujian sebenarnya dimulai. Banyak kita yang terengah dan tidak kuat menghadapinya. Kekalutan menjadi sebuah alasan untuk bertindak di luar garis yang ada. Menabrak alam pikir hingga kita menjadi tidak beraturan dan kosong. Begitulah kehidupan kita akan selalu bertemu dengan hal yang disebut masalah atau kesusahan hidup.
Kesusahan dan kepayahan manusia selama di dunia, tidak akan pernah berhenti semenjak dalam kandungan sampai kematiannya datang. Bahkan, kematian itu sendiri adalah puncak dari kesusahan dan kepayahan hidup. Dalam kehidupan di dunia ini, setiap manusia selalu berhadapan dengan berbagai bentuk kesulitan dan kesusahan. Kalaupun dia bisa melepaskan diri dari satu kesulitan, maka dia akan menghadapi kesulitan yang lain. Misalnya, seorang yang masih dalam bangku pendidikan merasa kesusahan dengan materi pelajaran. Setelah lulus dan selesai dari bangku pendidikan, dia kembali menghadapi kesusahan untuk mendapatkan pekerjaan. Begitu memperoleh pekerjaan, muncul lagi kesusahan baru menghadapi rekan seprofesi di kantor begitulah seterusnya,.
Manusia yang berhenti pada satu tahap kesusahan, akan menjadi orang yang putus asa dan pesimis. Dia akan memandang hidup ini dengan pandangan hampa. Namun, orang yang beriman justru akan menjadi semakin optimis dan berjuang keras untuk menyelesaikan semua kesulitan itu. Sebab, seorang yang beriman meyakini bahwa setiap kesulitan itu pasti mempunyai jalan keluar, dan yang pasti kesulitan itu tidak akan diberikan Tuhan YME, melainkan sesuai batas kemampuan manusia itu sendiri memikulnya.
bukankah dengan ujian seorang siswa bisa naik kelas?. Dan bukankah dengan ujian juga, manusia biasa bisa menjadi orang besar dan disegani manusia lain?.
Oleh karena itu, ujian atau kesulitan bukanlah sesuatau yang jelek dan buruk, bahkan justru harus didambakan, diharapkan atau bahkan dicari. Ujian tidak boleh dihindari atau ditakuti, karena ujian itu sendiri kebaikan. Akan tetapi, yang salah dan buruk adalah gagal dalam menghadapi ujian dan kesulitan itu. Semakin banyak ujian dan kesulitan yang dihadapi, akan semakin tinggilah mutu seseorang kalau dia berhasil menyelesaikannya. Bukankah ikan yang enak dagingnya, adalah ikan yang sering berenang di air deras?. Dan bukankah emas yang sering dibakar akan semakin mengkilat?.
Berdasarkan hal itu, maka tidak ada peluang bagi manusia untuk putus asa ketika menghadapi suatu kesulitan. Tinggal lagi, usaha mereka untuk menemukan jalan kemudahan guna keluar dari kesulitan yang sedang dihadapinya, jadi bagi sahabat-sahabat semua yang telah atau sedang mengahadapi kesulitan dalam kehidupan yang harus di lakukan adalah bersabar, Berdoa dan berusaha, karena di balik kesusahan pasti akan ada kemudahan...(Sumber : Erwin Arianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar